deckistaiceni.com

Pengendara Pakai Pelat TNI Palsu Rugikan Masyarakat, Institusi Tercemar

Pengemudi Fortuner pelat TNI ngaku adik jenderal.
Pengemudi Fortuner pelat TNI ngaku adik jenderal. (Foto: Tangkapan layar Instagram.)

Jakarta -

Pengendara Fortuner yang mengaku adik jenderal ternyata menggunakan pelat TNI palsu. Penggunaan pelat TNI palsu berulang kali terjadi. Motifnya, pelaku pemalsuan pelat nomor biasanya ingin menghindari tilang hingga untuk memperlancar perjalanan.

Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully menegaskan pelaku memakai pelat dinas TNI palsu lantaran ruas Tol Jakarta-Cikampek saat itu sedang diberlakukan ganjil-genap.

"Karena pelat dia ganjil, dia inisiatif ubah pelatnya pakai pelat dinas," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Mayjen Yusri Nuryanto mengatakan tindakan pemalsuan pelat dinas dinilai sangat merugikan instansi TNI. Sebab, tindakan arogansi yang dilakukan di jalan bisa berdampak kepada citra TNI.

"Perbuatan penyalahgunaan dan pemalsuan pelat dinas TNI yang dilakukan oleh oknum masyarakat sangat merugikan dan mencemar nama baik institusi TNI serta merugikan masyarakat akibat tindakan arogansinya di jalan raya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Beberapa kali terjadi pengendara sipil menggunakan pelat nomor TNI palsu. Bahkan, mereka tak segan memasang atribut ala mobil TNI seperti strobo dan sirine.

Praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, menilai penggunaan pelat nomor instansi tertentu itu kemungkinan dimanfaatkan pengendaranya supaya tidak kena macet.

"Ada beberapa jenis kendaraan yang digunakan oleh pihak TNI/Polri sebagai alat transportasi kedinasan dan beberapa dilengkapi alat bantu seperti stobo, pelat nomor dan warna khusus. Masyarakat atau oknum yang tidak bertanggung jawab dalam hal ini banyak memanfaatkan kondisi ini untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas kelancaran di jalan umum, sehingga segala cara dilakukan supaya tidak kena macet, menerobos barikade dan lain-lain," kata Sony kepada detikOto, beberapa waktu lalu.

Namun, Sony mengingatkan bahwa petugas resmi mendapatkan fasilitas itu karena dalam rangka tugas negara, bukan asal-asalan. Kalau diikuti masyarakat sipil, belum tentu tahu aturan dan tujuannya.

"Sehingga justru akan mencoreng institusi negara dan bahkan bisa membahayakan lalu lintas," sebutnya.

"Jadi banyak masyarakat yang tidak paham dalam melihat dan memahami, sehingga mencontoh yang tidak benar. Pesan saya, mulailah disiplin dari diri sendiri, bukan mencontoh dari yang tidak baik," pungkasnya.



Simak Video "Pelat TNI Dipakai Sipil, Legislator: Jangan Sampai Ada Abuse of Power!"
[Gambas:Video 20detik]
(rgr/dry)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat